Bagi beberapa orang, memilih antara MacBook Pro dan MacBook Air adalah masalah pelik tersendiri. Memang gampang kalau membutuhkan Mac yang kompak dan ringan, MacBook Air 11″ pasti menjadi jawaban. Begitu pula kalau membutuhkan Mac dengan kinerja tinggi dan layar lega, MacBook Pro 15″ menjadi solusi terbaik. Atau bahkan MacBook Pro Retina, jika juga membutuhkan ukuran yang lebih tipis dan lebih ringan.
Yang biasa menjadi masalah adalah jika ingin ukuran 13″: ada MacBook Air dan MacBook Pro. Bahkan di rentang harga yang tidak jauh berbeda, dengan masing-masing kelebihan dan kekurangannya: MacBook Air dengan ukuran yang kompak dan ringan, sementara MacBook Pro dengan kinerja lebih gegas dan dukungan port yang lebih beragam. Saya pribadi sempat mengalami kebingungan dalam memilih Mac. Walaupun akhirnya saya lebih memilih MacBook Pro karena 2 alasan: Firewire port dan infrared remote. Walaupun terpaksa mengorbankan berat. Saya pikir, MacBook Air adalah laptop yang bagus untuk bepergian (karena ringan) serta untuk menyajikan materi presentasi. Namun apa enaknya presentasi tanpa remote?
MacBook Pro (13″) memiliki beban 2.06 kg, sementara MacBook Air (13″) beratnya 1.35 kg[1]. Wajar jika MacBook Pro lebih berat, karena masih menggunakan harddisk serta masih mengusung SuperDrive. Tak lupa, walaupun sama-sama diklaim memiliki baterai yang bisa bertahan hingga 7 jam dengan wifi, ukuran baterai MacBook Pro lebih besar, dan tentunya lebih berat. Selain itu, pengguna MacBook Air masih mendapatkan kelebihan layar yang lebih tajam: 1440 × 900.
Nah, bagaimana kalau kita modifikasi saja MacBook Pro menjadi seperti MacBook Air? Kita lepaskan Superdrive dan kita ganti harddisk dengan SSD? apakah bisa seringan MacBook Air tanpa harus mengorbankan prosesor yang lebih cepat, port yang lebih beragam, serta dukungan remote. Tentunya ini lebih mudah daripada memodifikasi MacBook Air untuk mendukung remote, firewire, ethernet, prosesor baru, dan tambahan RAM.
Mari kita hitung dulu.
Dengan membuang Superdrive, tentunya akan membuat lebih ringan. Tapi berapa banyak? Hanya 127 gram saja [2]. Dari perbedaan 710 gram, masih ada 583 gram untuk dibuang.
Nah, mari kita konversi harddisk menjadi SSD. Umumnya harddisk memiliki berat 98 gram [3]. Sementara SSD pun ternyata beratnya sekitar 77 gram [4]. Tidak banyak bedanya karena umumnya SSD dibalut casing logam, kecuali kalau menggunakan SSD 1.8″ beratnya bisa hanya 29 gram [5]. Atau, menggunakan SSD dengan interface mSATA (tanpa pembungkus casing logam), beratnya hanya 6 gram saja [6]. Ya, bahkan dengan menggunakan SSD mSATA pun, kita baru membuang 92 gram saja. Masih ada 491 gram untuk dibuang.
Apalagi yang bisa dibuang? Tak ada. Satu hal lagi yang membuat MacBook Pro lebih berat adalah kaca yang ada di layar. MacBook Air tidak menggunakan layar yang dilapisi kaca, sehingga lebih ringan. Saya sendiri sampai saat ini belum menemukan cara untuk membuat layar MacBook Pro dan menggantikan dengan layar MacBook Air. Selain lebih ringan, tentunya resolusi akan meningkat dari 1280 × 800 menjadi 1440 × 900.
Kesimpulannya: MacBook Pro 13″ Air Project ini gagal.
Tapi tunggu dulu. Untuk urusan berat memang tidak bisa mengejar MacBook Air, tujuan utama proyek ini. Tapi, jika 1.84 kg sudah dianggap cukup ringan, masih ada satu keuntungan dari modifikasi ini: daya tahan baterai akan lebih lama. Karena daya yang diserap oleh SSD jauh lebih kecil daripada harddisk. Serta tidak ada lagi daya yang terserap oleh Superdrive. Dengan pengorbanan fitur dan biaya, apakah tambahan daya tahan baterai dan pengurangan berat ini sesuai dengan kebutuhan? Kembali lagi kepada sang pengguna, tentunya.
Mungkin memang harus menunggu MacBook Pro with Retina Display edisi 13 inci. Walaupun sepertinya tidak akan seringan MacBook Air 13″. Tapi seperti yang saya bilang sebelumnya, walaupun mungkin bisa mendapatkan kinerja yang gegas, sepertinya tetap ada yang harus direlakan nanti: ethernet, Firewire, dan dukungan remote. Saatnya move on ke wifi, USB 3, dan Thunderbolt. Tapi remote? Menurut saya pribadi, masih lebih baik MacBook Pro 13″ Air Project ini sih. Toh, sepertinya masih tidak memungkinkan untuk menggunakan pengolah grafis tambahan (nVidia atau AMD Radeon) pada MacBook Pro Retina 13″ selama masih menggunakan platform Intel Core i karena keterbatasan ruang.
Yak, mari kita tunggu saja, apakah rumor tentang kehadiran MacBook Pro Retina 13″ di Oktober 2012 itu benar?
Catatan:
[1] Data diambil dari situs resmi Apple per 7 Oktober 2012.
[2] Data diambil dari laman forum MacRumors per 7 Oktober 2012.
[3] Berat harddisk Seagate Momentus 500GB 5400 rpm (ST9500325AS). Data diambil dari datasheet resmi per 7 Oktober 2012.
[4] Berat SSD OCZ Agility 3 (SATA III 2.5″). Data diambil dari laman situs resmi per 7 Oktober 2012.
[5] Berat SSD OCZ Vertex 2 (SATA II 1.8″). Data diambil dari dokumen product sheet resmi per 7 Oktober 2012.
[6] Berat SSD OCZ Nocti mSATA. Data diambil dari lama situs resmi per 7 Oktober 2012.
[7] Gambar dari situs iFixIt.
[1] Data diambil dari situs resmi Apple per 7 Oktober 2012.
[2] Data diambil dari laman forum MacRumors per 7 Oktober 2012.
[3] Berat harddisk Seagate Momentus 500GB 5400 rpm (ST9500325AS). Data diambil dari datasheet resmi per 7 Oktober 2012.
[4] Berat SSD OCZ Agility 3 (SATA III 2.5″). Data diambil dari laman situs resmi per 7 Oktober 2012.
[5] Berat SSD OCZ Vertex 2 (SATA II 1.8″). Data diambil dari dokumen product sheet resmi per 7 Oktober 2012.
[6] Berat SSD OCZ Nocti mSATA. Data diambil dari lama situs resmi per 7 Oktober 2012.
[7] Gambar dari situs iFixIt.